Ring of Fire (Cincin Api) adalah zona dimana terdapat banyak aktifitas seismik yang terdiri dari busur vulkanik dan parit-parit (palung) di dasar laut. Cincin Api memiliki panjang lebih dari 40000 km memanjang dari barat daya Amerika Selatan dibagian timur hingga ke sebelah tenggara benua Australia di sebelah barat. Pada zona yang disebut Cincin Api inilah banyak terjadi gempa dan letusan gunung berapi. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar di dunia terjadi di sepanjang Cincin Api ini.
Gambar Zona Cincin Api
Pada gambar, dapat dilihat bahwa lempeng Pasifik dan lempeng kecil Juan de Fuca terdorong ke bawah lempeng Amerika Utara. Sepanjang sisi utara lempeng Pasifik bergerak kearah barat laut terdorong kebawah busur vulkanik Pulau Aleutian. Dibagian barat lempeng Pasifik terdorong sepanjang Semenanjung Kamchatka-Kurile diselatan Jepang. Di bagian selatan Lempeng Pasifik bertumbukan dengan banyak lempeng-lempeng kecil, yang terbentang dari Kepulauan Mariana, Philipina, Bougenville, Tonga sampai Selandia Baru. Indonesia terletak diantara Cincin Api dan Sabuk Alpide yang membentang dari Nusa Tenggara, Bali, Jawa, Sumatra, terus ke Himalaya, Mediterania dan berujung di Samudra Atlantik. Inilah sebabnya di Indonesia banyak gunung berapi aktif dan banyak terjadi gempa seperti yang baru-baru ini terjadi di Sumatra Barat. Gunung-gunung berapi di Indonesia termasuk yang paling aktif dalam jajaran gunung berapi pada Ring of Fire. Gunung berapi di Indonesia terbentuk dalam zona subduksi lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.
Gambar posisi gunung berapi di Indonesia
Pada gambar, terlihat segitiga merah yang terdapat di sepanjang pantai Indonesia. Segitiga merah ini berarti gunung berapi/ jalur ring of fire pasific di Indonesia.
Jelas sudah mengapa di negeri tercinta kita ini sering sekali terjadi bencana gempa bumi. Wilayah Indonesia merupakan pertemuan empat lempeng besar di dunia yaitu lempeng Indo Australia, Eurasia, Filipina, dan Pasifik. Di Indonesia, gempa bumi interplate banyak terjadi di laut dengan kedalaman dangkal dan yang terjadi di daratan kedalaman fokusnya menengah sampai dalam dan bisa mencapai kedalaman 700 kilometer.
Antar lempeng tersebut berubah posisi dan ukuran dengan kecepatan 1-10 cm per tahun, jika terjadi desakan antar lempeng secara horizontal, maka terjadi gempa bumi, namun apabila terjadi desakan antar lempeng secara vertikal maka akan terjadi letusan gunung berapi. Aktivitas magmatik ini berpotensi menyebabkan gempa bumi.
Ketika lempeng bumi bergerak dapat terjadi tiga kemungkinan :
* lempeng-lempeng bergerak saling menjauhi sehingga memberikan ruang untuk dasar laut yang baru.
* lempeng saling bertumbukan yang menyebabkan salah satu lempeng terdesak kebawah dari lempeng yang lain.
* tepian lempeng meluncur tanpa pergesekan yang berarti.
Pergerakan lempeng yang beradu ini juga dapat menimbulkan tsunami. Tsunami adalah gelombang laut yang sangat besar. Indonesia yang merupakan negara yang memiliki titik gempa terbanyak di dunia (mencapai 129 titik) merupakan negara rawan gempa terbesar di dunia yang dapat menimbulkan gelombang tsunami.
Gempa bumi yang besar selalu menimbulkan deretan gempa susulan yang biasa disebut dengan aftershock. Kekuatan aftershock selalu lebih kecil dari gempa utama dan waktu berhentinya aftershock bisa mencapai mingguan sampai bulanan tergantung letak, jenis dan besarnya magnitude gempa utama. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng, akumulasi energi tabrakan terkumpul sampai suatu titik di mana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi.
Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan karena percepatan gelombang seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya dampak gempa bumi terhadap bangunan tergantung pada beberapa hal di antaranya adalah skala gempa, jarak epicenter, mekanisme sumber, jenis lapisan tanah di lokasi bangunan dan kualitas bangunan.
Solusi
Setelah mengetahui dan menyadari tentang kenyataan ini, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita harus berpasrah dan menerima keadaan saat bencana itu datang, atau kita harus meninggalkan Indonesia dan pindah ke negara lain yang jauh dari Cincin Api? Negara ini adalah tanah air kita, tempat kita lahir dan hidup. Indonesia telah memberikan keindahannya untuk kita. Lalu ketika Indonesia diancam bencana, apakah kita hanya diam saja tanpa berusaha melindungi?
Akan timbul banyak sekali kerugian yang akan didapat, akan banyak nyawa yang akan terenggut bila kita tidak melakukan sesuatu. Alam memang tidak dapat dilawan, tapi kita seharusnya dapat meminimalisir risiko kerugian-kerugian yang disebabkan oleh bencana gempa bumi ini.
Ketidakmampuan terprediksinya gempa bumi dan seberapa bahayanya gempa bumi dalam kehidupan manusia, seharusnya menyadarkan kita bahwa Indonesia adalah negara yang sering kali terkena musibah gempa bumi dan banyak sekali kehilangan nyawa warga negaranya yang tak berdosa. Pemerintah mungkin dapat meniru Jepang dalam konstruksi bangunan yang tahan terhadap getaran gempa, karena korban gempa kebanyakan tewas tertimbun runtuhan rumah/ bangunan. Bila konstruksi kokoh, maka korban gempa dapat diminimalisir. Selain itu, diperlukan pula pengetahuan tentang gempa bumi sejak dini, yaitu sejak tingkat sekolah dasar. Pengetahuan ini meliputi langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh apabila gempa bumi terjadi.
Kini sudah waktunya Indonesia memaksimalkan Mitigasi Bencana. Tidak hanya untuk Gempa Bumi, tetapi juga untuk semua bencana yang dapat terjadi di Indonesia dalam waktu ke depan. Contohlah negara lain yang telah maju dalam hal mitigasi bencana, tengok saja Hong Kong. Di sana apabila di tempat keramaian ditempel kertas besar bertuliskan angka (1 s.d. 10) orang sudah mengerti bahwa ada sesuatu yang mengharuskan mereka pulang dan bertahan di rumahnya masing masing. Semakin besar angkanya, semakin mendesak pula urusan mitigasi bencananya. Tidak ada yang salah bila kita terinspirasi cara negara lain dalam mengatasi bencana, karena kita melakukannya demi kemaslahatan jutaan umat manusia di Indonesia.
Kita sebagai manusia telah diberi kelebihan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa yaitu salah satunya kita dapat mencari jalan terbaik untuk bertahan hidup dan mempertahankan hak hidupnya sebagai manusia di muka bumi ini. Sesungguhnya, mencoba mengatasi akan lebih baik daripada diam dan tidak melakukan apa-apa.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhitama, A. 2009. Indonesia Rawan Gempa Bumi. (http://www.mdopost.com/news2009/index.php?option=com_content&view=article&id=6595:indonesia-rawan-gempa-bumi-&catid=36:opini&Itemid=66) diakses tanggal 14 November 2009.
Rachmat. 2009. Ring of Fire. (http://ayahrachmat.blogspot.com/2009/10/ring-of-fire.html) diakses tanggal 14 November 2009.
Risyad, M. 2009. Terlambatkah Indonesia dalam hal Mitigasi Bencana seperti Gempa Bumi? (http://mrisyad.tumblr.com/post/205498348/gempa) diakses tanggal 14 November 2009.
kak, klu saya bole usul.. kasi taw juga dun kelebihan.. dgn ancaman yg ditimbulkn oleh RoF diatas, RoF pasti psti jg ada manfaatnya (hikmah).. misalnya tanah Indonesia relatif subur dibanding pulau atau benua yang lain.. :-)
BalasHapusinsya Allah nanti akan diupdate lagi..
BalasHapusdi sini memang saya mengangkat RoF dari sudut lainnya
terimakasih sarannya :D
tolong dong diupdate ttg pengaruh cicin api terhadp letusan gunung berapi, krn baru2 ini kan ada letusan gng sinabung di Sumut, dan letusan gunungnya berkali-kali..
BalasHapuspenjelasan sudah cukup jelas..
BalasHapusmengenai letusan gunung, baik sinabung maupun merapi, itu adalah siklus alam yang memang akan terjadi pada gunung api aktif...
sayangnya, teknologi belum dapat meramalkan terjadinya letusan dan besar letusan.
hay, boleh di share ga tulisannya di majalah aku?penulis / sumber dijamin dicantumkan kok ^_^ boleh? thanks yaa
BalasHapushihi iya boleh, mangga..
BalasHapusSpica Arumning Ardhi Gusti ditulis ya ahahah
Casino Rewards Casino Login Page - JT Hub
BalasHapusCasino Rewards Casino Review 삼척 출장안마 - Get 100% Up To $1000 in Free Chips when 출장안마 you sign 충청남도 출장샵 up for a new account at our 여주 출장안마 casino. Register 영천 출장마사지 for a new account at